Why some effort to improve company (project, program, portofolio) often end in failure?

Selain sebab klise seperti komitmen dan engagement yang rendah, faktor eksternal, keputusan lambat, ganti kebijakan, ganti design, dst, ada sebab lain menurut Lean Construction, yaitu :

  • Tool yang digunakan untuk assessment atau memotret keadaan existing terlalu luas, tidak detail dan bias.
  • Point no 1 diatas ,akan menghasilkan OFI & AFI yang tidak akurat , tidak tajam dan bisa misleading.
  • Point no 1 dan 2 bisa mengakibatkan kegagalan dan keraguan untuk improvement berikutnya.
  • Selain tool dan methodologi Lean Construction yang belum dipahami dan dijalankan dengan benar, Culture, Leadership, komunikasi, kolaborasi dan engagement dengan prinsip Lean Construction diabaikan.
  • Tidak Right First Time ketika mengimplementasikan LC, tidak mengikuti 12 step, dengan benar.
  • LC hanya sekedar formalitas atau prasyarat saja bahwa sudah implementasi.
  • KPI & performance appraisal yang tidak aligned sesuai prinsip lean baik di core maupun supporting process.
  • Improvement tidak membumi dan detail day to day, lebih sekedar “ada” ajang improvement tahunan.
  • others

Lean Construction in Indonesia

Sejak seminar di ACF (Asean Contractor Federation) dengan AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia) di akhir 2019 lalu di event Big 5 Construction (Konstruksi Indonesia) bersama Bina Konstruksi-PUPR dan LPJK, kami LCII (Lean Construction Institute Indonesia) terus melakukan pendalaman, pengembangan dan improve methodologi dan materi Lean Construction termasuk penyesuaian dengan atmosfir dan culture konstruksi Indonesia.

Dalam perkembangannya tentu saja ada beberapa kendala baik dalam hal komitmen, resistensi, keterbukaan, kesadaran akan pentingnya improvement, merasa sudah sempurna dan tidak perlu improvement, ataupun yang merasa perlu tapi merasa apatis akan bisa dilakukan perubahan dan improvement. Kondisi dan fakta ini menunjukkan bahwa hasil survey Mckinsey Global Institute (page 2) bahwa produktivitas Industri konstruksi sangat rendah, sejauh ini belum dimaknai dan dirasakan sebagai sense of crisis terhadap perlunya improvement di proyek atau Perusahaan tersebut maupun di konstruksi nasional secara keseluruhan.

Dari implementasi Lean Construction baik berupa training, workshop, konsultasi dan assessment yang dilakukan Lean Construction Institute Indonesia (LCII) bersama PQl Consultant di 10 proyek dan sekitar 20 kontraktor di Indonesia, serta benchmarking dan case study di proyek dan kontraktor Amerika, Jepang dan china, semakin membuka wawasan dan banyak sekali ditemukan potensi dan peluang untuk dilakukan improvement mulai dari tahap initiating, planning, executing, monitoring and control, hand over, operation and maintenance , baik core process maupun supporting process.

Hasil dari pendalaman di industri konstruksi tersebut diatas, kami ramu dan gabungkan dengan pengalaman dan keberhasilan melakukan improvement di ratusan Perusahaan berbagai industri nasional dan multi nasional company termasuk Toyota Indonesia, Toyota Jepang (yang menjadi kiblat Lean Construction), Epson, Banpu, Astra group, YKK, NGK, Danone, LG, Huawei, Mitsubishi, RS Premier, Bank BRI,dst. Dari pengalaman memberikan training, workshop, konsultasi , audit/assessment dan coaching diberbagai Perusahaan dan berbagai industri termasuk konstruksi tersebut, ada benang merah yang bisa ditarik dan saling melengkapi dalam melakukan improvement peningkatan kinerja suatu proyek ataupun Perusahaan. Prinsip, methodologi dan approach TPS (Toyota Production System), TPM (Total Productive Management), six sigma, Lean Management disinergikan dengan PMBOK, PRINT-2, bisa menjadi solusi untuk meningkatkan produktifitas konstruksi dengan cepat dan signifikan.

Satu hal yang penting juga adalah bagaimana bisa memotret atau mengetahui apa yang perlu diimprove dari suatu proyek atau perusahaan. Karena bisa bahaya jika suatu proyek atau Perusahaan tidak sadar atau tidak tahu ada yang perlu diimprove. LCMA (Lean Construction Maturity Assessment) di 10 projek baik dari EPC, Gedung, Infrastruktur jalan, sumber Daya Air, berhasil menemukan banyak OFI (Opportunity for Improvement) dan AFI (Action For Improvement) yang jika dilakukan dengan komitmen dan “Right First time” akan memberi dampak yang luar biasa bagi efektifitas dan efisiensi proyek dan perusahaan. Bukan hanya dalam produktivitas, tapi juga Safety, Quality, Schedule dan Cost serta mencegah overrun schedule dan budget. Melalui Lean Construction Maturity Assessment banyak improvement yang bisa dilakukan.

Baru 1 perusahaan yang serius dan sadar membuka diri untuk mendapatkan kesempatan menggali potensi improvement dengan menerapkan LCMA. Sudah mulai merasakan manfaat dan sedang membangun komitmen dan proses menindaklanjuti hasil dari Lean Construction Maturity Assessment.

Testimoni dan overview Lean Construction bisa diakses di Youtube:

PQI COnsultant [https://www.youtube.com/c/PQIConsultant/videos].

Implementasi Lean Construction di Indonesia masih dalam tahap awal dan perlu keterlibatan dan dukungan seluruh stake holder termasuk regulator agar memberi dampak yang signifikan dan cepat dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi SoToBoSoREMPAH konstruksi Nasional.

Critical Point dalam Implementasi Lean Construction

  • Tahapan dilakukan dengan benar dan’ sabar” sesuai 12 langkah atau sesuai hasil rekomendasi dari LCMA untuk prioritas AFI (Action For Improvement). Namun jika diperlukan hasil yang urgent, atau percepatan karena setiap proyek atau setiap Perusahaan mempunyai kondisi dan situasi yang berbeda, tetap mengacu pada 12 langkah dengan penyesuaian.
  • Fokus pada 11 prinsip Lean Construction dalam setiap implementasi toolsnya. Tidak hanya ‘ sekedar’ ingin menerapkan toolsnya saja dan menjadi formalitas tapi betul dilakukan dengan integrasi antar tool, komitmen dan konsisten sampai menjadi culture di semua level ,fungsi dan bagian sampai pada pelaksana proyek di lapangan baik sub cont, mandor dan pekerja.
  • Semangat untuk terus melakukan improvement dan kesadaran serta komitmen dari Top management yang diikuti semua karyawan bahwa keberhasilan Proyek dan Perusahaan lain menerapkan Lean Construction bisa menjadi pemicu bahwa Lean Construction bisa menjadi Strategic tool untuk business improvement dan leading di global kompetisi.
  • saat implementasi LCMA (Lean Construction maturity Assessment), semua menyadari bahwa ini bukan untuk mencari kesalahan, tapi kesempatan besar untuk mencari peluang improvement, masuk kuadran ‘ Tahu ada yang perlu diimprove’.
  • SFO (Strategic Focused Organization) disupport dengan KPI yang sesuai prinsip Lean Construction baik di Core process dan supporting process menjadi fondasi dalam mendukung culture Lean Construction agar semua tergerak dalam satu strategi yang jelas.

Lean Construction Study Case – Success Story

  • Boldt Construction mengurangi cost hingga 12.5% dan mempercepat proyek hingga 9%
  • Chandos Construction berhasil mengurangi cost hingga 3% dan waktu proyek hingga 25%
  • DPR Construction mencapai cost reduction sampai 16% dan mengurangi waktu hingga 10%
  • Di America, LC meningkatkan safety, mengurangi cost 15% dan durasi proyek 30%
  • Implementasi di Canada meningkatkan produktivitas hingga 35%
  • Implementasi modular building projects di Amerika mencapai peningkatan produktivitas hingga 50%
  • Efisiensi pekerja hingga 10% dan penurunan labor cost hingga 18%
  • Meningkatkan efisiensi proses hingga 50% di Saudi Arabia
  • Lean Construction meningkatkan customer satisfaction
  • Proyek perumahan di USA memiliki pekerja dengan kepuasan kerja hingga 11%
  • Di China, Proyek gedung parkir enam lantai 90% dari defect yang ada dideteksi lebih cepat, The Broad Sustainable Building (BSB) sukses mendirikan gedung setinggi 57 lantai (Mini Sky City) dalam 19 hari kerja di Changsha, China dengan metode Modular Construction (Prefabrication)

Selain itu beberapa perusahaan yang sudah sukses mengimplementasikan Lean Construction adalah Turner Construction, Skanska, Belfour Beatty, Haskell, PCL Construction, dan beberapa perusahaan lain.

(Sumber :: Prof Ballard, Berkeley University, founder Lean Construction Institute; Reinbold, Ana. 2017, Benefit of Lean Construction; Research Lean Construction from Salford University, UK)

Definisi Lean Construction

A management philosophy defined by the ideal it pursues, the principles followed in pursuit the ideal and methods used to implement the principles.” 

-Herman Glenn Ballard PhD, founder LCI

 

“Lean Construction is an amalgamation of a contextual production model emerging from attempts to solve industry-specific problems in construction, and the application of generic Lean production principles, methods and tools, originated in car manufacturing.” 

-Prof. Lauri Koskela, founder LCI.

 

“Lean Construction adalah integrasi 11 prinsip beserta metode dan tools turunannya yang didasari sistem produksi Toyota yang jika diimplementasikan dengan “Right First Time” sesuai langkah yang benar, bisa cepat dan signifikan meningkatkan produktivitas, efektifitas dan efisiensi, mencegah overrun budget dan overrun schedule suatu Proyek dan Perusahaan/Korporasi karena waste dan losses di tahap initiating, planning, executing, monitoring and control, hand over, operation and maintenance , baik core process maupun supporting process bisa diidentifikasi dan dieliminasi dengan tools dan method yang sesuai.

-Ir. Budi Utomo IRCA RLA CBA SSBB; Founder LCII

OPTIMALISASI APLIKASI BIM 4D DAN 5D

Saat ini, berbagai software BIM banyak digunakan di berbagai proyek di Indonesia. Tetapi pemilihan aplikasi yang tepat pada setiap siklus konstruksi menjadi poin kritikal dan tantangan dalam implementasi BIM. Siklus sebuah proyek dari tahap perencanaan, tahap desain, tahap konstruksi, dan tahap operasi dan maintenance mempunyai ciri khas kegiatan masing-masing. Pemilihan software yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik kegiatan dari setiap tahap tersebut. Pemilihan aplikasi yang tepat sangatlah penting untuk kesuksesan keseluruhan proyek tersebut.

Sudah banyak kupasan dan artikel mengenai implementasi BIM pada tahap perencanaan dan desain, baik untuk beauty contest maupun kolaborasi diawal antar disiplin, owner, kontraktor dan subkon. Baik yang menggunakan support Big Data & Analytic, VR (virtual reality), AR (augmented reality), 3D scanning, Artificial Intelligence (AI), UAV Drone, 3DR Site Scan, Pix4D, LOD Planner, Autodesk Revit, Tekla, ArchiCad, Sketchup, Solidworks, BIM 360, Glodon dan masih banyak lagi. Lalu bagaimana dan apa dengan aplikasi BIM yang diperlukan pada tahap konstruksi, operasi dan maintenance?

Pada kesempatan ini, penulis akan membahas implementasi BIM pada tahap konstruksi. Pada tahap ini, baik BIM 4D atau BIM 5D sangat penting dalam mendukung dan memberi manfaat pada pelaksanaan konstruksi.

Apa saja yang bisa dilakukan BIM pada tahap pelaksanaan konstruksi?

Mayoritas industri konstruksi di Indonesia masih fokus BIM pada tahap desain dan perencanaan. Sedangkan BIM pada tahap eksekusi konstruksi masih belum banyak diaplikasikan. Aplikasi BIM pada tahap ini sebenarnya juga sangat kritikal untuk keberhasilan suatu proyek, karena kontrol terhadap suatu proyek atau konstruksi sangat diperlukan agar BIM desain dan perencanaan bisa tereksekusi optimal.

Bila pada tahap perencanaan dan desain tidak “right from the first time” akan berdampak besar pada tahap eksekusi konstruksi di lapangan. Sebaliknya, jika perencanaan dan desain sudah benar, tapi eksekusi konstruksinya tidak tertangani dengan baik, akan berdampak besar pada keberhasilan proyek. Untuk itul diperlukan aplikasi BIM 4D dan 5D yang fokus pada manajemen proyek dan manajemen konstruk si agar proyek bisa lebih efektif, effisien dan mengurangi banyak pemborosan karena tidak terintegrasi.

new normal

New normal dalam industri konstruksi

New normal, hadir hampir bersamaan dengan rencana yang sudah di rencanakan oleh presiden Indonesia joko widodo yang dimana new normal ini hadir untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dimana new normal dimaksudkan untuk kehidupan yang baru setelah pandemi COVID-19 ini.

New normal merupakan ajakan untuk kembali. untuk hidup seperti biasa tetapi untuk lebih produktif dengan melakukan berbagai aktivitas, tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan selama masa pandemi COVID-19.

New normal akan berbeda sekali dengan kebiasaan yang biasa dilakukan sebelum adanya wabah ini, dimana kita harus terbiasa memakai masker untuk berpergian kemana saja, harus selalu menjaga jarak agar bisa tetap produktif. Selalu mencuci tangan agar terhindar dari virus.

Kebiasaan seperti itu akan sering dilakukan dalam new normal kedepannya atau saat mulai PSBB dilonggarkan. Saat PSBB dilonggarkan, new normal akan berlaku bertahap pada beberapa sektor, bukan berlaku bersamaan di semua sektor.

Dunia industri konstruksi juga akan diberlakukannya new normal, dimana para pekerja konstruksi dapat bekerja seperti biasanya tetapi tetap harus mematuhi protokol yang sudah dibuat oleh pemerintah untuk industri konstruksi ini.

Konstruksi, akan kembali berjalan seperti biasanya yang sebelumnya mengalami penghentian di beberapa proyek. Setelah diberlakukannya new normal maka semua akan kembali seperti biasa. dimana pekerja konstruksi akan mengejar ketertinggalan proyek yang sebelumnya sempat berhenti dan harus segera mulai beroperasi kembali.

Setelah diberlakukannya new normal di dunia konstruksi maka akan diterapkan beberapa pembaruan seperti;

  • Melakukan meeting lewat online
  • Pengecekan suhu setiap hari
  • Tidak adanya lembur
  • Mengedukasi para pekerja untuk menjaga diri dari COVID-19
  • Menyediakan fasilitas untuk pencegahan COVID-19
  • Melakukan penyemprotan disinfektan sarana dan prasarana kantor dan lapangan

Dalam industri konstruksi new normal berarti kembali ke kehidupan yang lebih baik lagi setelah masa COVID-19 ini. Dimana konstruksi yang mengalami penurunan dari segi apapun harus bangkit lagi agar dapat bisa berjalan seperti biasanya. Para pekerja yang kemarin dirumahkan dapat bekerja lagi seperti biasanya, bahan baku yang dikirim dari luar daerah harus sudah di sterilkan agar terhindar dari virus dan bakteri. Proyek yang berhenti dapat dikerjakan kembali.   

BIM

Proplanner sebagai perpaduan antara Lean Construction dan Building Information Modeling BIM

Kendala program scheduling seperti Primavera dan Microsoft Project adalah butuh keahlian untuk melakukan update terhadap schedule tersebut sedangkan data yang sebagai input di dapatkan dari lapangan, menimbulkan master schedule jadi tidak di update sesuai dengan berjalannya proyek. Saat ini, beberapa aplikasi BIM 4D dan 5D mampu mempercepat proses link yang harus dilakukan secara manual menjadi langsung antara dengan master schedule dari Primavera dan Microsoft Project. Dan atribut yang sudah diproses di Primavera atau Microsoft Project serta model 3D seperti material, quantity take off, cost, volume dan progress otomatis masuk ke dalam program aplikasi BIM tersebut. Jelas hal ini sangat membantu efektifitas, akurasi, waktu dan efisiensi sebuah proyek.

Dashboard management juga mampu menampilkan kurva S, PPC, speed of project, forecast mengejar project yang delay, bahkan sampai evaluasi kinerja dari mandor dan subcont secara real time. Aplikasi BIM tentu sangat bermanfaat, karena dengan dashboard yang memonitor dan mengevaluasi progress secara real time dan bisa diakses di manapun, akan membuat semua yang terlibat bisa memonitor bersama. Dari sisi improvement, percepatan dan penghematan menjadi lebih terbuka lebar bagi semua pihak, karena semua masalah bisa segera diantisipasi. Semua pihak dimanjakan oleh data yang tersaji secara real time langsung di lapangan melalui HP pelaksana.

Selain itu, management document baik drawing, shop drawing, request for information (RFI) hingga approval, inspeksi quality dan safety, semua terbantu secara real time termasuk report dan checklist yang bisa dibuat. sesuai keinginan. Aplikasi BIM pada tahap pelaksanaan manapun, akan membuat semua yang terlibat bisa memonitor bersama. Dari sisi improvement, percepatan dan penghematan menjadi lebih terbuka lebar bagi semua pihak, karena semua masalah bisa segera diantisipasi. Semua pihak dimanjakan oleh data yang tersaji secara real time langsung di lapangan melalui HP pelaksana. Selain itu, management document baik drawing, shop drawing, request for information (RFI) hingga approval, inspeksi quality dan safety, semua terbantu secara real time termasuk report dan checklist yang bisa dibuat sesuai keinginan.

 Apa saja Aplikasi BIM yang Focus pada tahap konstruksi?  

Sudah ada beberapa aplikasi BIM untuk tahapan proses konstruksi, seperti;

  • Final CAD
  • Novade
  • BIM 360
  • Oracle Aconex
  • Procore dan
  • Proplanner Kanban. 

Khusus Final CAD dan Novade fokus pada Quality dan Safety Inspection. BIM 360 dan Oracle Aconex fokus pada document management meskipun juga mampu melakukan inspeksi quality dan safety. Sedangkan Procore dan Proplanner Kanban focus pada manajemen  konstruksi, produktifitas dan lean construction secara luas.

Procore bisa memunculkan Microsoft Project, namun belum memunculkan gabungan BIM 3D dan Microsoft Project atau Primavera seperti pada Pro Planner Kanban. Adapun quality dan safety inspection ada dalam menu keduanya. Aplikasi pada BIM tahap konstruksi ini mempunyai kelebihan, kekurangan dan keunikannya tersendiri. Namun semua sudah bisa diaplikasikan dan diakses kapan dan dimanapun. Beberapa aplikasi bahkan bisa langsung membuat report yang customize sesuai checklist dan dashboard untuk manajemen dan monitor proyek terkait progress, subcont dan mandor evaluation.

Dengan beragam aplikasi BIM yang menunjang tahap konstruksi dan manajemen proyek memberi dampak positif yang signifikan. Hal ini membuat proyek menjadi jauh lebih efektif, efisien, serta terencana dengan baik. Sehingga BIM tidak hanya sebagai kolaborasi antardisiplin di saat awal desain dan sebagai beauty contest saja, namun terus menjadi sarana kolaborasi sampai tahap konstruksi dan penyerahan proyek, sehingga akan berdampak pada kemajuan produktivitas industri konstruksi nasional. Proplanner sebagai tools yang dapat menggabungkan dan memfasilitasi seluruh kebutuhan proyek di saat konstruksi yang bisa menjadi Big Data dan dijadikan menjadi satu tempat dan tercapailah Lean-BIM, Lean Construction dan Building Information Modeling.

Strategi Peningkatan Produktivitas dalam Pekerjaan Konstruksi dengan Lean Construction pada Industri 4.0

Strategi Peningkatan Produktivitas dalam Pekerjaan Konstruksi dengan Lean Construction pada Industri 4.0

Perkembangan industri konstruksi di Indonesia tidak terlepas dari pesatnya teknologi industri 4.0 saat ini yang sangat berpengaruh guna mendukung perkembangan sektor industri konstruksi dengan tujuan membuat seluruh konstruksi nasional menjadi lebih aman, lebih cepat, lebih murah dan lebih baik. Oleh karena itu perlu adanya strategi guna meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan konstruksi dengan pemanfaatan teknologi dan komunikasi serta menerapkan metode Lean Construction pada industri konstruksi di Indonesia.

Dalam kegiatan tahunan yang diadakan Read more “Strategi Peningkatan Produktivitas dalam Pekerjaan Konstruksi dengan Lean Construction pada Industri 4.0”

Penerapan Lean Construction di Industry 4.0

Penerapan Lean Construction pada Industry 4.0 untuk peningkatan Jasa Konstruksi Indonesia

Perkembangan teknologi saat ini sudah memasuki industri 4.0 yang sangat berpengaruh pada perkembangan sektor industri konstruksi di Indonesia untuk dapat bersaing dan memenangkan kompetisi global. Penerapan pada sektor industri konstruksi nasional harus diarahkan untuk menjadi lebih aman, lebih cepat, lebih murah dan lebih baik dengan perkembangan pemanfaatan teknologi dan komunikasi yang digunakan dalam seluruh tahapan konstruksi termasuk dalam penyiapan rantai pasok dan sumber daya manusia jasa konstruksi.

Dengan penerapan industri 4.0 di bidang konstruksi Read more “Penerapan Lean Construction pada Industry 4.0 untuk peningkatan Jasa Konstruksi Indonesia”

LinkedIn
Share
WhatsApp