Pada tanggal 6 Mei 2023 lalu, PQI Consultant berkesempatan berbicara pada Seminar Nasional Civil Engineering Innovation Contest (CEIC).
Ketua dari Lean Construction Institute Indonesia Ir. Budi Utomo, IRCA., RLA., CBA., SSBB. dan CEO dari PQI Consultant diundang menjadi pemateri utama terkait lean construction oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Prof. Ir. M. Agung Wibowo M.M., M.Sc. Sesi yang di moderatori oleh Prof. Jati Utomo Dwi Hatmoko, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D. selaku Ketua Departemen Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro. Sesi tersebut juga menghadirkan Konsultan dari PQI Consultant, Blesto Kasih S.T., PSMI., LeanPM., CAPM. Sesi dan Vice President HAKI Dr. Ir. Nathan Madutujuh, M.Sc., . Berlima membahas tentang perkembangan konstruksi nasional menuju masa depan yang lebih baik dengan didukung oleh lean construction di Indonesia di bawah tekanan resesi dunia yang berlangsung.
Pada kesempatan ini, Budi Utomo dan Blesto Kasih menjelaskan dasar Lean Construction dan pentingnya dalam menghadapi kondisi resesi dengan membuat projek menjadi efektif dan efisien. Bagaimana semua diimplementasikan dengan “Benar dari Awal” mulai dari Implementasi LPS yang benar dengan support digital yang berbasis Lean. Dimana 20 tool Lean construction yang lain bisa secara bertahap dan sesuai kondisi lapangan. Mulai dari Value Stream, Takt Planning, eliminasi 11 wastes dan 22 losses, LBM, dst. Selain LPS, tool2 ini harus juga diterapkan agar memberi dampak yang signifikan pada produktivitas, percepatan dan efisiensi budget. Tentu saja PQI Consultant sudah mempunyai metode yang tepat agar tidak membebani team dan pekerja di lapangan. Dengan didukung digital BIM yang sesuai prinsip2 lean, hasil signifikan akan tercapai dengan cepat selama komitmen dalam menerapkan lean construction dilakukan dengan benar.
Disampaikan juga perlunya menghilangkan “Unreliable schedule” dan “Missing link” yang berdasar pengalaman PQI Consultant 2 faktor ini sangat berpengaruh terjadinya overrun budget dan overrun schedule suatu project. Meskipun sudah didukung Digital BIM, tapi komunikasi dan kolaborasi yang masih silo dan tidak dalam satu platform menjadi kontribusi penyebab 2 faktor ini.